Profil Desa Gumawangrejo
Ketahui informasi secara rinci Desa Gumawangrejo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Gumawangrejo, Pituruh, Purworejo. Mengupas filosofi nama `Gumawangrejo` atau cahaya kemakmuran, potensi agraris, demografi, pemerintahan, dan semangat sosial. Fakta dari desa dinamis di Purworejo.
-
Filosofi Nama `Cahaya Kemakmuran`
Nama desa ini merupakan doa dan visi luhur dari para pendirinya untuk menjadi sebuah wilayah yang sejahtera secara materi (rejo) dan tercerahkan secara spirit (gumawang).
-
Pertanian sebagai Pilar Kesejahteraan
Sektor agraris, khususnya persawahan, menjadi sumber utama yang menopang kemakmuran dan denyut nadi perekonomian desa.
-
Semangat Komunitas yang Bercahaya
Nilai gotong royong dan kebersamaan yang kuat menjadi wujud nyata dari spirit masyarakat yang hidup, dinamis, dan harmonis.
Di tengah suburnya lanskap Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, terdapat sebuah desa dengan nama yang sarat akan makna dan cita-cita: Gumawangrejo. Nama ini bukan sekadar identitas administratif, melainkan sebuah doa luhur yang diwariskan oleh para leluhur. Gumawangrejo adalah manifestasi dari harapan akan sebuah komunitas yang tidak hanya makmur secara materi, tetapi juga bercahaya dalam semangat, kemajuan dan kebersamaan warganya.
Letak Geografis dan Potret Demografi Desa
Desa Gumawangrejo secara geografis terletak di kawasan dataran rendah yang subur, menjadikannya sangat ideal untuk pengembangan pertanian. Berdasarkan data administrasi wilayah, luas Desa Gumawangrejo adalah sekitar 80,11 hektare (0,80 km²). Meskipun tidak terlalu luas, setiap jengkal tanahnya dimanfaatkan secara optimal, terutama untuk lahan persawahan yang menjadi pemandangan dominan sekaligus aset utama desa.Secara administratif, Desa Gumawangrejo memiliki perbatasan wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Tasikmadu
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Tunjungtejo
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Karanganyar
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Kalikotes
Berdasarkan publikasi termutakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo, "Kecamatan Pituruh dalam Angka", jumlah penduduk Desa Gumawangrejo tercatat sebanyak 1.258 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya mencapai angka yang cukup signifikan, yakni sekitar 1.570 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan ini menandakan sebuah komunitas yang hidup dan padat, di mana interaksi sosial terjalin erat. Mayoritas penduduknya merupakan angkatan kerja yang berdedikasi tinggi di sektor pertanian, mewarisi keahlian mengolah tanah dari generasi ke generasi.
Filosofi di Balik Nama Gumawangrejo: Doa untuk Kesejahteraan
Untuk memahami jiwa sebuah tempat, seringkali kita harus membedah namanya. Nama "Gumawangrejo" berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa yang memiliki makna mendalam. Kata pertama, "Gumawang", berasal dari akar kata "awang-awang" (langit), yang bermakna tampak bercahaya, bersinar, atau berkilau dari kejauhan. Ini melambangkan harapan akan sebuah desa yang tercerahkan, maju, terpandang, dan memiliki reputasi yang baik.Kata kedua, "Rejo", adalah istilah yang sangat umum dalam penamaan wilayah di Jawa, yang berarti makmur, ramai, sejahtera, dan tenteram. Ini adalah doa untuk kemakmuran material dan ketertiban sosial.Ketika digabungkan, "Gumawangrejo" menjadi sebuah visi yang utuh: sebuah desa yang tidak hanya sejahtera secara ekonomi (rejo), tetapi juga unggul secara moral, sosial, dan intelektual (gumawang). Ini adalah doa para pendiri agar desa ini menjadi tempat yang makmur dalam suasana yang damai, maju dalam pemikiran, dan menjadi teladan yang bersinar bagi wilayah sekitarnya. Filosofi luhur inilah yang menjadi kompas moral dan motivasi bagi setiap gerak pembangunan desa.
Roda Perekonomian: Fondasi Agraris sebagai Sumber `Cahaya`
Sumber utama "cahaya kemakmuran" di Desa Gumawangrejo terpancar dari sektor pertanian. Tanah yang subur dan dialiri irigasi yang terkelola dengan baik menjadi modal dasar bagi terwujudnya kemakmuran (rejo) bagi warganya. Padi adalah komoditas unggulan yang menjadi primadona, ditanam dengan tekun oleh para petani. Hamparan padi yang menguning saat menjelang panen adalah pemandangan harfiah dari makna "gumawang" itu sendiri—sebuah kilau keemasan yang menjanjikan kesejahteraan.Ketekunan dan kerja keras para petani adalah energi yang mengubah potensi alam menjadi kemakmuran nyata. Mereka bekerja dalam naungan kelompok-kelompok tani untuk berkoordinasi dalam hal pengairan, pemupukan, dan pemberantasan hama, menunjukkan semangat kolektif dalam meraih tujuan bersama. Selain padi, beberapa warga juga menanam palawija dan memanfaatkan pekarangan rumah untuk tanaman hortikultura guna menambah pendapatan dan memenuhi kebutuhan gizi keluarga.Seiring waktu, sumber cahaya ekonomi desa mulai terdiversifikasi. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mulai tumbuh, digerakkan oleh semangat kewirausahaan warga. Usaha-usaha ini meliputi warung kelontong, produksi makanan ringan tradisional, jasa, dan usaha rumahan lainnya. Kehadiran UMKM ini semakin memperluas spektrum kemakmuran dan membuka lapangan kerja baru di luar sektor pertanian.
Tata Kelola Pemerintahan: Menyalakan Pelita Pembangunan
Pemerintah Desa (Pemdes) Gumawangrejo, yang terdiri dari Kepala Desa dan jajarannya, berperan sebagai motor penggerak yang bertugas "menyalakan pelita" pembangunan. Bekerja dalam kemitraan yang harmonis dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Pemdes berupaya mewujudkan visi "Gumawangrejo" melalui program-program pembangunan yang nyata dan terukur.Melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes), seluruh elemen masyarakat diundang untuk berpartisipasi aktif dalam merumuskan arah pembangunan. Dana Desa (DD) dan sumber pendapatan sah lainnya dialokasikan secara transparan berdasarkan skala prioritas yang disepakati bersama. Fokus utama pembangunan adalah pada penguatan infrastruktur dasar yang menopang kehidupan warga, seperti:
Peningkatan kualitas jalan desa dan jalan usaha tani.
Optimalisasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
Peningkatan fasilitas publik seperti balai desa dan sarana olahraga.
Program pemberdayaan untuk perempuan (PKK) dan pemuda (Karang Taruna).
Setiap proyek pembangunan diarahkan untuk memastikan "cahaya" kemajuan dan kesejahteraan dapat dirasakan oleh seluruh warga tanpa terkecuali.
Dinamika Sosial dan Budaya: Kilau Semangat Kebersamaan
Sebuah desa tidak akan "gumawang" (bercahaya) tanpa adanya semangat kebersamaan yang tulus dari warganya. Di Gumawangrejo, nilai-nilai luhur seperti gotong royong, solidaritas, dan kekeluargaan menjadi perekat sosial yang sangat kuat. Semangat ini terlihat jelas dalam berbagai aktivitas sehari-hari, mulai dari membantu tetangga yang sedang membangun rumah, bekerja bakti membersihkan lingkungan, hingga saling mendukung dalam suka dan duka.Kilau semangat ini juga terpancar dari kehidupan religius masyarakatnya yang mayoritas memeluk agama Islam. Masjid dan musala bukan hanya tempat beribadah, melainkan juga pusat kegiatan sosial dan pendidikan yang membentuk karakter dan moral warga. Kegiatan pengajian, TPA untuk anak-anak, serta perayaan hari besar keagamaan selalu menjadi momen untuk memperkuat ukhuwah dan kebersamaan.Secara budaya, masyarakat Gumawangrejo terus merawat tradisi lokal sebagai bagian dari identitas mereka. Kearifan-kearifan dalam bertani, adat istiadat dalam siklus kehidupan, dan kesenian lokal terus dijaga agar tidak tergerus oleh zaman.
Proyeksi Masa Depan: Menuju Gumawangrejo yang Lebih Bercahaya
Menatap masa depan, Desa Gumawangrejo memiliki landasan filosofis yang kuat untuk terus maju. Visi "Gumawangrejo" menjadi pemandu untuk tidak pernah berhenti berinovasi dan memperbaiki diri. Peluang di masa depan terletak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Menciptakan generasi muda yang cerdas, terampil, dan berakhlak mulia adalah kunci untuk mewujudkan desa yang benar-benar "gumawang".Peluang lainnya adalah digitalisasi desa. Pemanfaatan teknologi informasi dapat membuat pelayanan pemerintahan lebih efisien, membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk UMKM, dan mengenalkan potensi desa ke dunia luar. Pengembangan produk pertanian unggulan dengan branding yang kuat juga dapat meningkatkan nilai jual dan kesejahteraan petani.Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menjaga agar api semangat pembangunan terus menyala, terutama di kalangan generasi muda. Mencegah urbanisasi dengan menciptakan peluang ekonomi yang menarik di desa, serta beradaptasi dengan perubahan iklim yang menjadi tantangan bagi sektor pertanian, adalah agenda penting yang harus dihadapi bersama.Penutup Desa Gumawangrejo adalah sebuah bukti bahwa nama adalah doa. Lebih dari sekadar wilayah agraris, ia adalah sebuah panggung di mana cita-cita luhur para pendahulu terus diperjuangkan oleh setiap generasi. Dengan fondasi pertanian yang kokoh, semangat kebersamaan yang bercahaya, dan visi pembangunan yang jelas, Desa Gumawangrejo terus bergerak maju, berusaha untuk senantiasa memancarkan cahaya kemakmuran dan menjadi teladan sebagaimana terukir abadi dalam namanya.
